Kata
‘eksis’ sering kita dengar, baik dalam konteks formal maupun non-formal. Eksis biasa
digunakan untuk melabeli seseorang yang memiliki kepentingan tertentu. Eksistensialisme
sendiri adalah salah satu aliran filsafat, khususnya tradisi filsafat barat. Eksistensialisme
mempersoalkan keber-Ada-an manusia dan keber-Ada-an itu dihadirkan lewat
kebebasan.
Filosofi
eksistensialisme sering digunakan atas nama perubahan individu. Menjadi berbeda
adalah jawaban dari penerapan filosofi tersebut. Namun baru-baru ini
eksistensialisme mengalami perubahan makna seiring dengan berubahnya pola pikir
pengguna. Penetapan status quo bagi pribadi memang sangat penting, bahkan dalam
sebuah organisasi eksistensialisme juga menyelamatkan keberlangsungan hidup
orang-orang di dalamnya.
Eksistensialisme
juga erat hubungannya dengan citra diri. Dalam sebuah pergerakanpun eksistensi
juga sering dijadikan bahan pertimbangan. Hal inilah yang memicu beberapa orang
dengan kepentingan ganda untuk terjun dalam dunia pergerakan. Akibatnya individu
yang memiliki kepentingan bercabang sering kali tidak benar-benar ingin
menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Halusinasi yang ia ciptakan untuk
mendapatkan nilai quo membawa filosofi eksistensialisme pada persimpangan.
Meskipun
tak dapat kita pungkiri bahwa tiap manusia bebas untuk memilih cara apapun
dalam mencapai eksistensi. Akan sangat
disayangkan bilamana filosofi eksistensialisme dimanfaatkan untuk mencapai
puncak sosialisme (panjat sosial). Padahal jika kita paham dan bijak,
penggunaan strategi eksistensialisme sangat mampu menjadi pil langgengnya
pergerakan.
Aku sedikit bingung pada kalimat ini "Meskipun tak dapat kita pungkiri bahwa tiap manusia bebas untuk memilih cara apapun dalam mencapai eksistensi. Akan sangat disayangkan bilamana filosofi eksistensialisme dimanfaatkan untuk mencapai puncak sosialisme (panjat sosial)" kamu mengkehendaki kebebasan seseorang, tapi merasa ngga suka jika digunakan ke arah "Sosialisme (Panjat sosial" aku tidak bisa menemukan persamaan Sosialisme dengan Panjat sosial.
ReplyDelete