Perempuan Yang Memesan Takdir, oleh W. Sanavero



                Ada banyak novel bertemakan feminisme yang saya jumpai. Namun untuk pertama kali saya lebih tertarik dengan kumpulan prosa bertemakan feminisme. “Perempuan Yang Memesan Takdir” mampu menyeret perhatian saya dengan judul yang cukup eye caching. Bagaimana tidak, judul bukunya mampu mendobrak realitas di tengah masyarakat.

                Tak bisa kita pungkiri kotak patriarki masih menyelimuti kaum hawa dipelbagai lini kehidupan. Di zaman yang serba moderen ini, patriarki agaknya enggan lepas dari struktural masyarakat. Perempuan seringkali menjadi objek “yang diatur takdirnya” oleh tiap golongan. Alih-alih peduli perihal tragedi yang terjadi, perempuan patut dijadikan sasaran sebagai tersangka. Dalam bukunya, W.Sanavero mampu menyajikan isu-isu sensitive tersebut.

                Hampir semua isu subdominasi terhadap perempuan, ia hadirkan melalui prosa yang sarat akan ritme kesusastraan. Meskipun tergolong bacaan yang ringan namun penyajian fakta di tengah masyarakat kita, terhadap perempuan dalam buku ini tersampaikan dengan dengan baik. Seperti salah satu prosa dengan judul “bunga aster”. Hegemoni pernikahan antara korban pemerkosaan dengan pelaku dikisahkan sudah mengakar pada masyarakat hingga pedesaan. Daisy, tokoh utama yang menjadi korban pemerkosaan, digambarkan melawan budaya patriarki dalam lingkungannya sendiri.

                Dalam sudut pandang Daisy, bisa kita lihat ketidak berdayaan perempuan melawan budaya yang salah, kerap kali menghasilkan penolakan. Dalam prosa “Bunga Aster” kita juga bisa bercermin, bahwa masih banyak yang harus kita lakukan. Pemberantasan pewajaran terhadap pelaku pemerkosaan harus segera direalisasikan. Edukasi terhadap masyarakat tentang cara memperlakukan korban pemerkosaan juga menjadi tugas Bersama.
photo by mojokstore.com

                “Bunga Aster” hanya sebagian kisah menarik dari buku 102 halaman ini. Tak khayal “Perempuan yang Memesan Takdir” menjadi judul yang sangat relevan dengan kisah-kisah yang disugguhkan kepada pembaca. Menurut pendapat saya bagi siapapun yang memiliki ketertarikan terhadap dunia feminisme dan kemanusiaan, wajib membaca buku ini. Penyadaran penulis kepada pembaca akan isu-isu diskriminatif terhadap perempuan di tengah masyarakat, mampu meniupkan ruh pergerakan untuk segera memberantas isu tersebut. Buku ini bisa pembaca beli melalui laman resmi penerbit Mojok atau melalui official Instagram Mojok. Bisa juga melalui online book store yang lain.

Comments