Baru-baru
ini saya melakukan polling melalui media sosial tentang cat calling dan sexual
harassment. Hasil dari polling tersebut, sontak membuat saya pribadi terkejut.
Bukan hanya perempuan namun laki-laki
juga menjadi target dari cat calling dan sexual harassment.
Dari
polling tersebut, munculah beberapa argumentasi dari responden. Salah satunya
ialah argumentasi berbau patriarki. Banyak diantara mereka (awalnya) mengira
bahwa kebanyakan korban adalah perempuan. Sehingga komentar yang dilontarkan
berbau subdominasi terhadap perempuan. Contohnya, “pakaian dan fotonya mungkin
terlalu syur, jadi pelaku ya kepancing deh untuk godain”, “jangan salahin
pelakunya aja dong sapa tau emang dia kepancing sama si korban, jangan
menyudutkan satu pihak aja. Korban juga salah.” Dan lain sebagainya.
Jika
demikian, bagaimana dengan korban laki-laki? Kebanyakan diantara mereka
(argumentator) yang mensubdominasi perempuan dalam kasus cat calling dan sexual
harassment tidak memiliki tanggapan yang serupa jika korbannya adalah
perempuan. Mereka cenderung berpihak pada korban, dan menyalahkan si pelaku.
Padahal pada kenyataannya, korban baik laki-laki dan perempuan tetap merasakan
ketidaknyamanan yang sama.
Pembaca yang budiman, kita agaknya sangat
sulit untuk keluar dari ritme patriarkial. Menyudutkan korban berdasarkan jenis
kelamin, dan menuduh sebagai pemicu hawa nafsu sangatlah tidak manusiawi. Saya
paham ada beberapa norma sosial yang patut untuk dipatuhi, namun bukan menjadi
pembenaran untuk kita, lantas menyudutkan korban dari tindak kejahatan. Saya
meyakini semua agama mengajarkan untuk saling menghargai sesama makhluk.
Mengapa tidak kita gunakan hal tersebut dalam segala aspek?
Perempuan
dan laki-laki mempunyai hak yang sama untuk bersuara, berpakaian, dan berekspresi.
Berhentilah mensubdominasi satu kaum berdasarkan jenis kelamin, ras, suku atau
agama. Penyebabkan terjadinya cat calling adalah cat calling itu sendiri, pun
untuk kasus sexual harassment dan pemerkosaan. Dengan tidak melakukan hal-hal
tersebut, sudah barang pasti tidak ada korban berjatuhan.
Comments
Post a Comment