Hentikan Wabah Kebencian Yuk !


Perbedaan adalah salah satu polemik yang cukup menjamur di tengah masyarakat. Intoleran juga sering digadang - gadang menjadi salah satu penyulut terjadinya perpecahan. "toleransi" mejadi kata yang sering diucapkan namun langkah untuk diterapkan. Kondisi ini tidak hanya terjadi pada kasus - kasus yang berhubungan dengan SARA, bahkan perbedaan pendapat bisa memercikkan kebencian berlebih. Tidak sedikit diantara kita, yang ingin dimanusiakan tapi lupa untuk memanusiakan. Jika memang benar kondisi demikian yang pembaca rasakan, maka pembaca sama persis dengan saya.

Dewasa ini Istilah kafir, cina, dan radikal sering muncul di permukaan. mendiskriminasi seseorang atau suatu kaum menjadi sangat mudah dilakukan, bahkan hanya dari apa yang ia kenakan. Contohnya, jika ia muslim dan mengenakan hijab panjang, atau cadar, sudah bisa dipastikan, dari 10 orang akan ada 6-8 orang yang menganggap ‘mereka’ adalah penganut radikalisme. Contoh lain, jika seseorang yang berusaha menengahi perdebatan antar kepercayaan yang berbeda alur, maka si mayoritas akan mengira ‘ia’ adalah pion si minoritas atau bisa juga ‘ia’ dijuluki sebagai pembela kaum minoritas. Pun, ketika seseorang mengenakan simbol agama sebagai aksesoris, akan ada oknum yang menyerca simbol tersebut (meskipun tujuannya hanya untuk bergurau). Banyak sekali contoh yang bertebaran dan dengan mudah kita jumpai, mungkin di lingkup pergaulan pembaca juga masih terjadi?

Perbedaan perspektif juga acap kali berujung pada debat kusir. Istilah hormat menghormati hanya sebatas slogan sahaja. Lalu apa yang menyebabkan ini terjadi? Mengapa publik saat ini sangat mudah marah? Mungkin hal ini bisa saja terjadi karena penyebaran informasi yang setengah – setengah. Pemahaman tidak utuh dari informasi yang sepenggal tadi, mau tidak mau menyeret publik pada opini yang salah dan menimbulkan kecurigaan, kebencian, dan ketidak tahuan yang buta, mengakar dan kemudian menjadi boomerang. Bagaimana bisa masyarakat mendapatkan informasi yang tidak utuh tersebut? bisa dari berbagai sumber. Salah satunya tentu melalui internet, masyarakat yang shock media social akan dengan begitu mudahkan menyerap informasi yang belum jelas kebenarannya. Tak hanya itu, berita – berita bodong tanpa pertanggung jawaban atau referensi yang jelas banyak juga dengan mudah tersebar di dunia maya.

Lantas siapa yang kita salah kan? Oh come on, just stop blaming another people. Mari kita introspeksi diri, sudah kah kita dengan bijak menggunakan internet? Sudah kah kita memanusiakan manusia? Sudahkah kita menelaah setiap permasalahan dengan benar? Valid kah informasi yang kita dapatkan? Bermanfaatkah kita untuk masyarakat luas dengan menjudge orang lain? Mulai saat ini marilah kita saling menularkan getaran positif kepada sesama. Berhenti menjatuhkan orang lain demi terlihat lebih ‘tinggi’. Jika ada ratusan orang yang menyebarkan kebencian, gerakanlah 1000 orang untuk menyuntikkan perdamaian. Semua itu dimulai dari pribadi, keluarga, lalu lingkungan kita tinggal. Yuk, jadi generasi  melek toleransi, mari mulai memanusiakan manusia. Menghargai sesama selayaknya kita ingin dihargai. Share the good vibes dan hentikan wabah kebencian ^^

Comments