Dari Jawa Timur Untuk Indonesia

outbond hari terakhir, dok. panitia EJWC2017

                Siapa yang bisa menduga? Pertemuan pada karantina East Java Winner Camp 2017 menambah saduluran anyar bagi saya. Selama kurang lebih 3 hari 2 malam, karantina yang dilakasanakan pada 4–6 agustus 2017 ini, mampu menyuntikan semangat untuk #BeraniBermimpiBesar pada seluruh peserta dan merealisasikannya. Euphoria dari masing-masing pemuda memang sangat luar biasa. Pada hari pertama, saya tidak akan membahas soal keseluruhan acara, karena jujur, peserta karantina lebih menarik perhatian saya daripada materi yang diberikan pada hari itu. Positive vibe sudah terpancar dari keramahan masing-masing peserta. Tidak ada seorangpun yang hanya diam dan memandang saya sinis (because I almost had that eyes when people meet me at first, maybe because I have antagonist face heuheu). Dari berbagai latar belakang yang berbeda, membuat suasana perbincangan semakin menarik.

                Did you know how great they are? Dari semua dulur-dulur yang saya jumpai, semua mempunya semangat perubahan yang besar. Dari terjun langsung ke masyarakat selama 3 tahun untuk memberikan pendidikan dan memberdayakan SDM di desa terpencil, menjadi relawan bencana, bahkan sampai membuat lapangan perkerjaan untuk orang lain dari usahanya pun juga ada, dan banyak lagi. Saya personaly amat sangat minder dengan dulur baru saya. Kontribusi nyata mereka yang sudah meluas, bikin saya mikir. What have you done for Indonesia? Sudah berbuat apa untuk rakyat? Di hari pertama, pertanyaan-pertanyaan tersebut benar-benar menghantui saya. Karena bahkan yang tadinya saya mikir bahwa kedaulatan mahasiswa itu tidak bisa di ganggu gugat, eh, di acara ini saya banyak bertemu dengan adek-adek yang masih SMA tapi mereka sudah mempunyai produk sendiri a.k.a udah jadi entrepreneur (bisa bayangin gak lu jadi gue disana heuheu).

cultural night performance, dok. panitia EJWC2017
                Di hari kedua, ke-keren-an mereka yang hakiki itu makin menyembur-nyembur. Karena pada hari kedua, acara lebih difokuskan pada FGD (Focus Group Discussion). Ada 5 fokus topik yang dibahas, dan peserta diperkenankan untuk memilih topik diskusi, sesuai dengan keinginan peserta. Sebenarnya pada kondisi seperti ini, kelabilan saya akan muncul (karena semua menarik). Setelah berbagai pergolakan batin mau bahas apa, jadilah saya memilih topik “poverty and zero hunger”. Setelah di berikan waktu untuk berdiskusi dengan masing-masing anggota, sampailah kami pada persentasi FGD. Dari cara tiap kelompok (topik pembahasan) menyampaikan hasil diskusi mereka, saya jauh lebih terheran-heran. Bagaimana mereka menyampaikan opini, data, fakta dan langkah-langkah eksekusi, amat luar biasa. Seketika itulah terbesit pada benak saya, masih ada harap bagi Indonesia untuk bangkit, dari pemuda-pemuda seperti mereka. Bumi pertiwi sudah dekat dari kebangkitan, dan kedaulatan pemuda akan naik setelah sekian lama. Intinya, GARA-GARA LIHAT MEREKA, saya dipaksa untuk percaya, bahwa pemuda Indonesia masih bertahta. Masih banyak pemuda Indonesia yang peduli sama negaranya.

awarding night, dok. panitia EJWC2017

                Segala opini saya tentang pemuda Indonesia yang mayoritas apatis, terlalu sibuk dengan dunianya sendiri, dan terlalu mudah untuk dikelabui, seketika langsung terciduk dengan mudahnya. Semangat mereka bukan remeh temeh. They prove it! And I’m proud and feel in blessing as much, because I met them and being a part of this big family. Di hari terkahir, adalah hari yang lumayan berat, karena harus berpisah dengan mereka. Tapi karena keyakinan saya bahwa suatu hari kita akan bertemu lagi untuk merealisasikan social project kita, jadi kesedihan itu perlahan menepi, dan berganti dengan tanggung jawab menularkan semangat yang sama dari mereka pada pemuda lainnya. I am happy overload to have a new family like they are. Terimakasih banyak, saya haturkan untuk bapak kami IYD JATIM (Indonesia Youth Dream Jawa Timur) yang telah mempetemukan kami dan menginspirasi kami dari serangkaian acara EJWC 2017. Jawa Timur untuk Indonesia, #BeraniBermimpiBesar. 

Comments

Post a Comment