Beberapa
waktu yang lalu saya mendapatkan banyak perspektif yang agaknya sedikit keliru,
namun sudah memasyarakat. Tentang perempuan yang menurut beberapa oknum tidak
wajib untuk menuntut ilmu tinggi, dikarenakan pada akhirnya perempuan hanya
akan mengurusi hal hal yang berbau rumah tangga sahaja. Hal ini menarik saya
untuk kembali mengotak atik otak. Kemudian munculah beberapa opini yang menarik
untuk ditulis.
Well,
mungkin sudah tak asing lagi di telinga kita tentang pernyataan - pernyataan
tersebut. Issue bahwa pendidikan yang di tempuh perempuan nantinya akan sia –
sia. I would like to tell you, it’s really not true dude. Karena sebuah
negara tidak akan maju jika kwalitas perempuannya juga tidak bagus. Coba bayangkan jika perempuan bumi pertiwi
hanya bisa memasak dan berdandan sahaja, mungkin perempuan hanya akan menjadi
pemuas hasrat kaum adam dan juru masak rumah. Hanya SEBATAS itu. Tidak ada RA kartini,
dewi sartika,hingga najwa shihab, dan rosiana silalahi. Perlu diingat juga,
bapak proklamator kita soekarno, bisa sampai pada titik puncak, juga tak luput
dari peranan inggit ganarsih. (hayo loh, lupa sejarah ya?)
Padahal
perempuan mempunyai potensi yang besar untuk melakukan perubahan dan
pergerakan. Kalau pembaca yang budiman ini punya pacar atau istri (yang
perempuan ya bukan yang anu), cobalah tanyakan pendapatnya tentang beberapa
hal. Pasti mereka akan mengeluarkan perspektiuf yang bisa jadi belum pernah
pembaca pikirkan sebelumnya. Saya pun memiliki banyak sekali teman perempuan
yang tak jarang menjadi pemimpin atau penggubah. Bahkan menjadi tedeng aling –
aling terdepan dalam pergerakan.
Pembaca,
kita sama – sama tau bagaimana
pendidikan merubah pola pikir seseorang. Bahkan buku saja bisa menyuntikkan
semangat baru (that’s why reading is a must). Inti dari pada ini adalah
bagaimana ilmu memiliki andil besar pada suatu kaum, pun masyarakat luas. Coba
kita tengok negara lain (yang menurut banyak orang maju, tetep aja menurut saya
indonesia is the best) finlandia dengan angka kelahiran bayi 1,8 dari
setiap perempuan, Finlandia merupakan salah satu negara dengan tingkat
kelahiran bayi tertinggi dan jumlah perempuan yang bekerja di Eropa. Selain itu
pemerintah di Helsinki memiliki 12 menteri perempuan dan lebih dari 50 persen
perempuan di Finlandia menempuh studi di perguruan tinggi*.
Beberapa
penelitian juga menjelaskan, bahwa kecerdasan di turunkan dari ibunya. Boleh dibaca sendiri disini. Di tengah banyaknya laki – laki yang sudah mulai memperlakukan
perempuan dengan baik, memang masih ada saja yang beranggapan bahwa perempuan
tak perlu berpendidikan. (helo, trus cuman modal cantik doang mentok-mentok
jadi barbie *oops). Percayalah girls, pendidikan itu penting, pinter itu
penting. Gak pinter gak bisa kemana – mana. Masih mikir perempuan gak
perlu sekolah tinggi?
*www.dw.com
x
Re,mungkin wallpapernya bisa diganti yg agak gelap lagi. Krn agak kurang nyaman bacanya.
ReplyDeleteTp isinya bagus ☺ berkualitas bgt malah